Senin, 16 Mei 2016

Ragu Yang Terjawab

Aku tak pernah begitu yakin dengan indahnya malam
Sampai aku merasa bahwa hanya malam yang mampu menghadirkan bintang
Aku tak pernah begitu yakin kau adalah bagian dari diriku
Sampai aku tahu bahwa hanya tawamu yang terngiang di telingaku
Aku tak pernah begitu yakin cinta itu nyata
Sampai aku tahu bahwa kamu nyata hadir di setiap detikku

Dulu aku tak pernah yakin akan kalimat "sahabat jadi cinta"
Sampai kini aku telah mengalaminya dan itu indah

Senin, 08 Februari 2016

Rindu

Mana yang sesungguhnya kau rindukan
Bintang atau cahayanya?
Rindu terkadang begitu semu
Seolah kau merindukan fisiknya
Sesungguhnya yang kau rindukan adalah yang tak nampak secara fisik

Mana yang sesungguhnya membuatmu tenang
Laut atau suasana lautan?
Kehadiran seseorang tak selalu menenangkan
Tapi yang tak kasat mata darinya selalu menenangkan

Mata fisik mengelabuhi mata hati
Segalanya fatamorgana

Senin, 11 Januari 2016

Desemberku Kemarin

Bintang yang meredup
Pekat seolah perlahan meraup
Senyum pun mulai tertutup

Aku bukan bersenandung
Bukan pula merundung
Aku hanya merasa beruntung
Desemberku tak jadi buntung

Kala insan bertemu kembali
Cerita terlontar dari masing-masing hati
Ada luka menahun sudah tak terkendali
Sampai lupa akan sakit tak terperi

Kembang api bersahutan di langit
Insan seperti sedang mengarit
Mencari celah untuk bertemu
Hingga akhirnya bisa menyatu

Aku, kamu, kami berbahagia
Ego kami memang berjaya
Namun ada hati di sana yang menganga
Karena hati terbelah lebih dari dua

Maaf untuk hati yang di sana
Lebih dari tujuh tahun terpendam
Luka tak ingin menjadi nanah yang membusuk

Bintang pun semakin menunjukan eksistensinya
Perlahan berdiri dengan gagah 
Pekat pun berjalan ke belakang dan menunggu lemahnya bintang
Desemberku kemarin, bersorak lantang

Minggu, 22 Maret 2015

Sejuta Kisah Bersama Hujan

Ingatkah kamu,
Hujan yang membuat seorang wanita awalnya tersangkut pada sarang yang kusam
Hujan yang membuat dia kagum akan pemikiran seorang pria tua amatiran
Hujan yang membuat Asmara tinggal lebih lama di sarang si tua, mendengar kisah kasihnya dahulu yang menyedihkan
Hujan yang membuat Asmara dan si tua menjadi terpaksa berbincang lebih lama di sarangnya
Sejak itu, kedua insan mulai mengenal tak terikat pada lembaga

Ingatkah kita,
Hujan yang mengakhiri hari dimana hubungan Asmara dengan kekasihnya berujung pilu
Saat hujan pula, si tua berusaha menghapus hujan yang ada di Asmara
Menanti redanya hujan, menuju ke tempat tenang
Hujan yang membuat kita mulai membuka siapa kita
Hujan yang membuat kita sadar bahwa ada sosok idealis yang bertemu dengan sosok realistis
Hujan membuat kita menari, bukan hanya berdiri

Ingatlah kita,
Hujan dari pelupuk mata kita, hujan dari Tuhan, keduanya menjadi indah
Hujan yang membuat si tua dan Asmara menjadi KITA

Runcing Rindu

Hai, rinduku semakin meruncing
Meruncing ke arahku
Semakin hari, semakin meruncing
Sakit? Sangat
Perih? Sangat
Naasnya aku tak punya pisau untuk memotongnya
Aku hanya bisa menunggu hari
Hari dimana aku semakin sakit atau aku akan terlepas

Rabu, 13 Agustus 2014

Renungan Bijak

Manusia ada kalanya merasa dikecewakan dan ada kalanya pula menghadirkan kekecewaan. Lalu bagaimana dengan orang bijak?
Orang bijak bukanlah mereka yang tidak pernah menghadirkan kekecewaan, tetapi mereka yang mampu menghadirkan kekecewaan secara bijak.

-ersa-

Senin, 28 Juli 2014

Sajak Rindu

Malam semakin larut
Ketika Puteri Senja mulai meredup
Menanti suara dari sang Pujangga Malam
Bersenandung di tengah lautan bintang
Menari bersama puluhan gugusan bintang
Memuja hening dan damainya malam
Bertukar sepatah kata dengan Puteri Senja

Kini larutnya malam semakin larut
Risaunya hati sulit terobati
Rindu ini semakin ngeri
Terhadap sosok indah, sang Pujangga Malam